Jumat, 09 Oktober 2015

Ekonomi Islam Dalam Sejarah Saya

saya hanyalah seorang manusia yang belum mampu menguasi kehendak pribadi secara utuh. Maaf sob.. bukan hendak curhat, tapi memang saya secara pribadi memberikan ruang sebesar besarnya pada diri saya untuk jujur terhadap ketidak inginan yang saya tak suka. Paham kan maksud saya, lagi lagi ingin saya tekankan, sekalipun saya bertutur layaknya orang yang mengajak berbicara, sekalipun saya tak bermaksud agar kau memberi tanggapan terhadap yang saya tulis.

Di sore menjelang malam saat ini, saya hendak menuangkan ide mengenai perjumaan saya dengan ekonomi islam. Secara primordial, saya tidak punya hubungan sama sekali dengan pembahasan maupun dunia yang satu ini. Tapi karena ada sebuah kehendak yang maha absolut, saya tak kuasa untuk menolak takdir yang saya jalani ini. Saya adalah santri yang kebetulan dulu mengambil konsestrasi di IPA ketika sekolah menengah atas, walaupun masih ada irisan dengan kesantrian saya, namun ekonomi merupakan hal yang baru bagi anak IPA.

Tetapi setelah saya pikir-pikir, semenjak kapan ada pendikotomian pengetahuan dalam kehidupan ini. Seakan akan kemampuan kita sudah dibatasi secara formal dan tradisi. Padahal siapa yang bisa mengira jika kita juga bisa menguasai berbagai macam pengatahuan jika ada kemauan. Sampai disini barulah saya sadar, bahwa saya tidak boleh terjebak dalam batasan batasan semu yang diciptakan manusia.

Rasa tak mampu musti segera dibuang jauh jauh agar tak jadi benalu. Lagi pula jika benar ilmu itu dibatose hanya untuk orang orang tertentu, dan orang yang menguasai banyak ilmu dianggap anomali, itu pikiran dan stigma sesat. Dari sini mengapa saya mencoba meleburkan diri dalam lembah ekonomi islam. Tentu kau bertanya, mengapa demikian bukan? entahlah saya juga tak bermaksud apa-apa. !@#$%^&*

Sekali lagi saya sampaikan, tujuan tulisan ini hanya untuk menuangkan apa saja yang kebetulan melintas dalam pikiran saya. Ditulis tanpa bermaksud memberikan pemahaman apalagi pengetahuan bagi pembaca. Namun tentunya saya lakukan ini karena memang ada sebuah alasan yang menjadi bagian dari kewajiban saya dalam memenuhi nafkah fisik saya sekaligus aktivitas memberi makan fitrah saya, selaku mahasiswa yang berkebutuhan terhadap interaksi sosial. Sadaaaaaaaaaaaaaap. 

Ketika saya menulis ini, ada sebuah ganjalan yang muncul dalam pikiran saya. Apakah yang saya lakukan ini akan menjadi hal yang sia sia di mata sang Pencipta. Akan menjadi apa pula tulisan tulisan yang saya lahirkan di dunia maya ini ketika saya telah tiada. Dampak seperti apa yang akan dihasilkan dari tulisan-tulisan yang dilahirkan tanpa maksud ini. Lagi lagi saya hanya berharap, mudah-mudahan apa yang saya lakukan ini tidak hanya sekedar aktivitas hampa makna. Sekalipun saya sudah bisa mengira-ngira apa jawabannya, tetap saja pertanyaan ini harus muncul dalam tulisan. Karena beginilah cara saya berkomunikasi dengan diri saya. hehe

Saya selaku penulis hanya ingin menyampaikan bahwa saya merupakan seorang mahasiswa yang pernah belajar di jurusan ekonomi islam, ekonomi yang digadang-gadang akan menyelesaikan permalasahan perekonomian bagi siapa saja yang menerapkannya. Mudah mudahan saya bisa membumi dengan segala nilai dan amal ekonomi syariah yang saya pelajari tadi. Amien.

1 komentar:

  1. jurusan ekonomi islam membahas apa saja gan ? terus yang ga jago mtk apa bisa masuk ekonomi islam?

    BalasHapus